Sabtu, 23 November 2013

Ahlussunah Waljama'ah



AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH ASWAJA ALA NU
(Menumbuhkan Semangat Aswaja ala NU)

I.   PENGERTIAN ASWAJA
Sejarah ASWAJA
Sewaktu Rasulullah masih hidup umat Islam merupakan satu barisan yang kuat,  satu aqidah, satu wawasan dan berada dibawah bimbingan dari Rasul, begitu pula pada masa sahabat empat, pada masa ini umat Islam mulai tidak seutuh pada masa Nabi.
Menurut para ahli sejarah mulai adanya firqoh yaitu mulai tahun 30 H, atau pada masa akhir tahun kekuasaan Usman bin Affan. Rasulullah bersabda : “Sungguh beriman lah engkau kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, qodar baik dan buruknya adalah dari Allah Taala”.
Hadist tersebut menjelaskan bahwa diakhir zaman umat Islam akn pecah menjadi firqoh firqoh, satu dengan yang lain sulit didamaikan apalagi dipersatukan. Hal ini sudah menjadi fakta yang telah tercantum dalm kitab kitab ushuluddin. Firqoh firqoh itu ada 73 golongan yaitu; Syiah menjadi 22 aliran, Khawarij menjadi 20 aliran, Murjiah menjadi 5 aliran, Mu’tazilah menjadi 20 aliran,  Najjariyah menjadi 3 aliran, Jabbariyah tetap satu golongan, Musabikhah satu aliran dan Alu Sunah wal Jamaah satu aliran.

Istilah Ahlussunah wal Jama’ah terdiri dari tiga kata, yaitu ahl, as-sunah dan al-jama’ah.

1.        Dalam Kamus al-munjid fil Lughah wal A’alam kata ahl mnegandung dua makna. Selain bermakna keluarga dan kerabat, ahl juga dapat berarti pemeluk aliran atau pengikut madzhab.
2.        Menurut istilah syara’ as-sunah ialah sebutan bagi jalan yang disukai dan dijalani dalam agama, sebagaimana dipraktikkan Rasulullah SAW, baik perkataan, perbuatan ataupun persetujuan Nabi Muhammad SAW,
3.        sedangkan al-jama’ah menurut syara’ ialah kelompok mayoritas dalam golongan islam.
Dari pengertian etimologis di atas, maka makna Ahlussunnah wal Jama’ah dalam sejarah islam adalah golongan terbesar umat islam yang mengikuti system pemahaman islam, baik dalam tauhid dan fiqih dengan mengutamakan dalil Al-Qur’an dan hadist daripada dalil akal.
Untuk menguatkan pengertian diatas terdapat bebarapa  hadits yang diantaranya  diriwayatkan oleh imam ibnu majah yang artinya “menyampaikan Rasulullah SAW akan pecah  umatku menjadi 73 golongan, yang selamat satu golongan, dan sisanya akan hancur, ditanya siapakah yang selamat Rasulullah? Beliau menjawab Ahlussunnah wal Jama’ah, beliau ditanya lagi apa maksud dari Ahlussunnah wal Jama’ah? Beliau menjawab; golongan yang mengikuti sunahku dan sunah shahabatku”.
Dalam hadist lain juga disebutkanberpegang teguhlah kamu semua dengan sunah mu dan sunah khulafaur rasyidin yang semuanya memnperoleh petunjuk sesudahkau” (HR Abu Dawud dan Turmudzi)

II.  PRINSIP-PRINSIP AJARAN MADZHAB DALAM NU

a.  Ajaran Ahlus Sunnah Wal jama’ah di Bidang Aqidah

Golongan ahlussunah wal jama’ah dalam bidang akidah mengikuti rumusan imam Al-Asya’ari yang meliputi enam perkara yang lebih dikenal degan rukun iman.
Beberapa contoh rumusan akidah Ahlus sunnah wal jama’ah adalah sebagai berikut :
1.  Allah mempunyai sifat-sifat yang sempurna, sifat wajib adalah sifat-sifat yang harus ada pada Allah SWT yang berjumlah 20, sifat mustahil adalah sifat-sifat yang tidak boleh ada pada Allah yang berjumlah 20, dan sifat jaiz bagi Allah yang berjumlah 1 (satu) yaitu Allah itu boleh menciptakan sesuatu atau tidak.
2.  Ahli kubur dapat memperoleh manfaat  atas amal sholeh yang dihadiahkan orang mukmin yang masih hidup kepadanya seperti bacaan Al-Qur’an, dzikir, dan lain-lain.
3.  Orang mukmin yang berdosa dan mati, nasibnya diakhirat terserah Allah, apakah akan diampuni atau mendapat siksa dahulu neraka yang bersifat tidak kekal.
4.  Rezeki, jodoh, ajal, semuanya telah ditetapkan pada zaman azali. Perbuatan manusia telah ditakdirkan oleh Allah, tetapi manusia wajib berikhtiar untuk memilih amalnya yang baik.
5.  Surga dan neraka serta penduduknya akan kekal selama-lamanya.
Dan masih banyak prinsip-prinsip pokok akidah yang lain.

b. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di Bidang Syari’ah

Dalam bidang syari’ah (fiqih) kaum Ahlus sunnah Wal jama’ah berpedoman pada empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali). Hal-hal yang perlu diketahui adalah :
1.                                                Membaca sholawat berarti menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.
2.                                                Menyentuh dan membawa Al-Qur’an harus suci dari hadats kecil dan besar.
3.                                                Membaca tahlil, sholawat, surat yasin disunnahkan.
a.           Tahlil berasal dari kata hallala, yuhallilu, tahlilan artinya membaca kalimat la ilaha illa llallah. Dimasyarakat NU sendiri berkembang pemahaman bahwa  setiap pertemuan yang didalamnya dibaca kalimat itu secara bersama-sama dikhususkan untuk almarhum/almarhumah disebut majelis tahlil. Sebagaimana yang ercantum dalam hadits :
Yasin adalah jantung Al-Qur’an, tidak membacanya seseorang yang mencari Ridho Allah dan pahala akhirat melainkan Allah mengampuninya, dan bacakanlah Yasin atas orang-orang mati kalian semua. (HR. Imam Ahmad)
b.           Dibaiyah adalah suatu acara pembacaan kitab Diba’, kitab yang isinya biografi, sejarah hidup dan kehidupan Rasulullah.
Landasan dianjurkannya dibaiyah adalah dari hadits berikut :
“Tersebut dalam sebuah atsar, Rasulullah pernah bersabda:”Siapa membuat sejarah orang mukmin (yang sudah meninggal) sama artinyamenghidupkannya kembali seolah-olah dia sedang mengunjunginya, siapa yang mengunjunginya Allah akan memberinya surga”.
c.        Membaca do’a qunut pada sholat shubuh disunnahkan.
Dalam kitab Mughnil Muhtaj juz awal terdapat hadits berikut:

Diriwayatkan dari imam Abu Hurairoh R. A , berkata : “Rosulullah SAW ketika bangun dari rukuk pada Roka’at yang kedua dalam sholat subuh beliau mengangkat kedua tanganNya dan membaca doa berikut: Allahummah ……”
d.        Ziarah kubur hukumnya sunnah bila bertujuan untuk mengambil pelajaran dan mengingat akhirat dan untuk mendo’akan orang Islam.
Seperti diterangkan dalam hadits berikut:

“berziaroh ke kuburlah kamu semua karena sesungguhnya dapat mengingatkan Akhirat. Dan Nabi Muhammad SAW telah berziarah ke kuburanyya sahabat-sahabat yang mati syahid dalam perang uhud dan kekuburan Ahlil Baqi’ kemudian beliau mengucapkan salam dan mendoakan mereka” (HR. Muslim, Imam Ahmad, Ibnu Majah)
e.  Mentalqin mayit disunahkan, adapun mentalqin mayit  itu ialah mendiktekan si mayit yang baru saja dimakamkan untuk menirukan kata-kata tertentu dari si penuntun. Karena sesungguhnya si mayit bisa mendengar suara sandal orang-orang yang pulang sehabis mengantar jenazahnya, sebagaimana keterangan hadits berikut:
Artinya : “seorang hamba ketika telah diletakkan kedalam kuburnya, dan ketika teman-temannya telah meninggalkannya sesungguhnya dia bisa mendengar suara sandal teman-temannya teersebut” (HR. Imam Bukhori muslim, Abu Dawud, Nasa’i)
f.   Sholat Tarawih 20 Roka’at, karena sesungguhnya Rasulullah SAW telah melakukan sholat tarawih sebanyak 20 Roka’at.
g.  Peringatan 7 hari/ 40 hari orang meninggal atau Khaul
Sudah jadi tradisi orang NU, kalau ada keluarga yang meninggal, malam harinya ada tamu-tamu yang bersilaturrahmi, baik tetangga dekat maupun jauh. Mereka ikut belasungkawa atas segala yang barusan menimpa, sambil mendoakan orang yang meninggal ataupun yang ditinggalkan juga ingin mengambil iktibar bahwa kita segera akan menyusul dikemudian hari, tradisi tersebut biasanya setelah mencapai 40 hari, 100 hari, 100 hari, setahun dan 1000 hari. Hadits yang dapat dibuat pegangan dalam masalah ini ialah:

Imam Thawus berkata: Seorang yang mati akan beroleh ujian dari Allah dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan jamuan makan(sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sampai kata-kata : dari sahabat Ubaid ibn Umair, dia berkata: seorang mukmin dan seorang munafik sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi seorang mukmin akan beroleh ujian selama 7 hari sedang seorang munafik selama 40 hari diwaktu pagi.

h.  Istighotsah
Asal kata Istighotsah adalah Al- Ghauts yang berarti meminta pertolongan                                        
Telah menjadi tradisi di kalangan para ulama Salaf dan Khalaf bahwa ketika mereka menghadapi kesulitan atau ada keperluan mereka mendatangi kuburan orang-orang Sholeh untuk berdoa disana dan mengambil berkahnya dan setelahnya permohonan mereka dikabulkan oleh Allah.
Dalam kitab ‘Uddahal-Hishn al-Hashin disebutkan;

“Diantara tempat dikabulkannya do’a adalah kuburan orang-orang Sholeh”

c.  Ajaran Ahlussunnah Wal jama’ah di Bidang Akhlaq

Kaum Ahlus sunnah Wal Jama’ah dalam bidang akhlaq atau tasawuf mengikuti imam Abu Qasim Al-Junaidi dan Imam Ghozali berkata “bahwa tujuan memperbaiki akhlaq itu adalah untuk membersihkan hati dari kotoran hawa nafsu dan marah, sehingga hati menjadi suci bagaikan cermin yang dapat menerima nur cahaya Tuhan”.
Menurut imam Junaidim ada tiga tingkat dasar dalam menempuh tarekat :
                    1.                        Takhali, yaitu mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela baik lahir maupun batin.
                    2.                        Tahali, yaitu mengisi diri dan membiasakan diri dengan sifat-sifat terpuji.
                    3.                        Tajalli, yaitu mengamalkan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

d. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Politik

Dalam bidang sosial kemasyarakatan dan politik, kaum Ahlus Sunnah Wal jama’ah mampunyai prinsip dan ciri khas yang berbeda dengan golongan lain. Dalam beberapa hal ada persamaan pendapat dan dalam hal lainnya ada perbedannya. Hal ini tampak jelas dalam beberapa masalah, antara lain :
        1.    Masalah Khilafiyah
Dalam masalah kepemimpinan dan pemerintahan wajib ditegakkan sebagai pewaris kepemimpinan Rasulullah SAW. namun bentuk kongkritnya diserahkan kepada umatnya sendiri, sebab dalam mengurus urusan dunia, ajaran Islam menyerahkannya pada umat dengan jalan bermusyawarah untuk memperoleh hasil yang terbaik dan bermanfaat.
Allah berfirman yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman Taatlah kamu sekalian kepada Allah dan kepada Rasul-nya dan ulil Amri dari kamu sekalian” (Qs. An-Nisa’ : 59)
Yang dimaksud ulil amri adalah khalifah penguasa yang kepemimpinannya wajib diikuti oleh rakyatnya, kewajiban mentaati disini dengan syarat pemerintahan harus dijalankan atas dasar prinsip kebenaran dan berlaku adil.
     2.      Masalah Persaudaraan dan Perbedaan Pendapat
Pendirian Ahlussunnah Wal jama’ah bahwa semua muslim adalah bersaudara dan jika, terjadi perbedaan pendapat (perselisihan) diusahakan “islah” (berdamai), menurut prosedur yang telah ditetapkan. Jika terjadi perselisihan dan kesalahan hasur dicari jalan keluarnya dan diperbaiki menurut tata cara yang disepakati.
     3.      Masalah Dosa
Perbuatan dosa adalah perbuatan yang dilakukan tidak berdasarkan perintah agama dan bertentangan dengan ajaran agama ahlus Sunnah Wal Jama’ah berpendirian bahwa setiap orang yang menyekini kebenaran syahadatain. Betapa besar dosanya, dia tetap dianggap sebagai muslim. Agar supaya kita tidak terjerumus dalam perbuatan dosa baik kecil maupun besar, maka perlu menyadari akibat perbuatan dosa yang kita lakukan. Dengan demikian kita dapat mengendalikan hawa nafsu dan berpikir lebih jauh setiap tindakan yang akan dilakukan dan akibatnya.






MENGENAL NAHDLATUL ULAMA
     "Melestarikan Perjuangan Para Ulama dan Kyai"

PENDAHULUAN
Selama Ini yang kita ketahui, NU berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 atau 14 tahun sesudah Muhammadiyah berdiri karena Muhammadiyah berdiri pada Tahun 1912. Tetapi, secara tradisi, budaya,  cara keberagamaan NU sudah ada sejak berabad – abad yang lalu bersamaan dengan awal perkembangan Islam di Indonesia yang disebarkan oleh Walisongo. Dalam mengembangkan dakwah Islam di Nusantara, para wali tersebut menggunakan cara – cara yang santun, pendekatan akhlaq, Uswah dan sangat menghormati semua tradisi masyarakat yang sudah ada / hadir di masyarakat. Namun demikian bukan berarti semua tradisi yang ada dianggap benar, melainkan secara perlahan – lahan dimasuki dan diganti dengan unsur – unsur Islam. Sebagai bukti adalah beberapa tradisi budaya yang saat ini masih ada di kalangan Nahdhiyyin sebagai berikut :
1.     Dalam masyarakat Syiwa – Budha ajaran Yoga tantra dari sekte Sakhta ada tradisi yang dinamakan Upacara Pancamakara / Ma – Lima / 5 M : Mamsya (daging), Matsya (ikan), Madya (Minuman keras), Maituna (bersetubuh), Mudra (semadi). Peserta upacara terdiri dari laki – laki dan perempuan membentuk lingkaran. Kemudian di tengahnya terdapat makanan, lauk pauk dan Miras. Nah, para wali kemudian mengubah upacara ini dengan tetap membentuk lingkaran tetapi makanan diganti dengan berbentuk makanan dan minuman yang halal serta tidak ada semadi tetapi diganti dengan sekian rapalan doa tahlil. Tradisi inilah yang sekarang kita kenal dengan istilah kenduri. Istilah ini sendiri berasal dari bahasa persia yaitu “ Kandhuri” yang berarti Upacara. Di persia ada Upacara Kandhuri untuk memperingati Fatimatuzzahro.
2.     Dulu ketika masyarakat beribadah namanya “Sembah Yang”. Sulit rasanya mengubah menjadi “Shalat”. Makanya diganti dengan kata Sembayang. Begitu juga kata Sanggar yang digunakan sebagai tempat sembahyang diganti dengan kata Langgar agar tidak kesulitan mengucapkan Mushalla. Dalam Masyarakat juga ada tradisi menahan makan dan minum yang disebut Upawasa. Kata Shoum tentu sulit diterima. Maka yang digunakan adalah puasa.

Ada beberapa konsep pembinaan umat dan para alim ulama kita yang perlu kita pahami dan kita pedomani dalam membina umat Nahdlatul Ulama serta menumbuhkan dinamika perjuangan NU ke depan.
Konsep – konsep tersebut adalah :
1.     Pengertian Mabadi Khoiru Ummah ( KH. Mahfudz Siddiq )
2.     Pengertian panca  Gerakan NU ( KH. Ali Ma’shum )
3.     Pengertian Khittah NU 1926 ( KH. Akhmad Shiddiq )
4.     Perkembangan dan Dinamika Perjuangan NU
A.   Mabadi Khoiru Ummah
Mabadi khoiru Ummah adalah nilai – nilai keteladanan yang membentuk karakter warga NU melalui upaya pemahaman  keagamaan NU yang bertumpu pada 5 (lima) sendi , yaitu : Al shidqu, Al Amanah, Al Adalah, Al Ta’awun, Al Istiqomah :
a    Al Shidqu Artinya kejujuran, kebenaran, kesungguhan, dan keterbukaan di dalam menampilkan suatu masalah
b    Al Shidqu           Artinya dapat dipercaya, setia dan tepat janji
c     Al Adalah           Artinya sikap Adil
d    Al Ta’awun        Artinya tolong menolong, setia kawan dan gotong royong
e    Al Istiqomah      Artinya Keajekan atau konsisten, kesinambungan dan berkelanjutan
Buah dari pemahaman keagamaan dan sikap kemasyarakatan membentuk tingkah laku dan nilai – nilai keteladanan NU yang dapat membedakan antara karakter NU dengan tingkah laku organisasi lain di luar NU.

B.   Pengertian Panca Gerakan NU
Doktrin Panca Gerakan NU merupakan konsep pembinaan umat dari KH Ali Ma’shum, untuk menumbuhkan pemahaman terhadap kesadaran warga Nahdliyyin tentang tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.
Konsep tersebut Intinya :
a.   Al Tsiqoh Bi NU
      Setiap warga NU harus yakin dan percaya penuh terhadap NU sebagai satu – satunya tuntunan hidup yang benar
b.   Al Ma’rifah Wa Al Istqon Bi NU
      Setiap warga NU harus benar-benar memberi bobot ilmiah tentang NU dengan sungguh-sungguh
c.    Al Amal Bi Al Ta’lim Bi NU
      Setiap warga NU harus mempraktekkan ajaran dan tuntunan NU
d.   AL Jihad Fi Sabil NU
      Setiap warga NU harus memperjuangkan NU agar tetap lestari dan terus berkembang pesat
e.   Al Shabru Fi Sabil NU
      Setiap waraga NU harus bersabar dalam melakukan tugas, menghadapi rintangan kegagalanmaupun sabar terhadap rayuan – rayuan atau paksaan paksaan untuk meninggalkan NU

3. Pengertian Khittah 1926
Khittah adalah landasan berfikir, bersikap dan bertindak warga NU yang harus tercermin dalam tingkah laku  baik perorangan maupun organisasi atau dalm setiap proses pengambilan keputusan. Khittah adalah faham Islam Aswaja yang digali dari sejarah perjalanan NU dari masa kemasa dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia.

Ada 9 ( sembilan ) butir isi Khittah Nahdliyyin
1.   Mengenal sejarah berdirinya NU
2.   Khittah sebagi landasan perjuangan NU
3.   Paham Keagamaan NU
4.   Sikap keagamaan NU
5.   Perilaku dan cirri khas NU
6.   Ikhtiar melakukan program garapan NU
7.   Ulama sebagi pemegang pimpinan tertinggi NU
8.   Keberadaan NU sebagai organisasi kemasyarakatn
9.   Semangat ( ghiroh ) dalam mengamalkan khittah NU

Keberhasilan cita – cita perjuangan NU adalah tergantung dari pengamalan khittah para pimpinan dan warganya dalam meresapi, menghayati, gdan mengamalkan butir – butir khittah NU yang merupakan landasan perjuangan NU.
Kembali ke khittah NU berarti kembali ke garis – garis perjuangan NU, embali ke organisasi jamiyyah Diniyyah Islamiyyah, meninggalkan kegiatan politik praktis balik menekuni kembali bidang agama, social, kemasyarakatan untuk berkhidmah kepada agama, negara dan bangsa.

5.   Perkembangan dan Dinamika Perjuangan NU
NU sebagai wadah perjuangan adalah alat untuk mempertahankan diri, memelihara, melestarikan dan mengamalkan ajaran islam ala ahlussunnah wal jamaah menuju rahmatan lil alamin.

Dinamika perjuangan NU adalah berkhidmat demi agama, bangsa dan Negara tidak pernah mengalami surut sejak berdirinya tahun 1926 hingga sekarang, hal tersebut dapat dilihat dalam perkembangan dan dinamika tersebut dibawah ini ;
Tahun 1918            : Mendirikan Nahdlatuttujjar ( Penggalangan Ekonomi )
Tahun 1922            : Mendirikan Taswirul Afkar ( Penggalangan budaya )
Tahun 1924            : Mendirikan Nahdlatul wathon ( Penggalangan bangsa )
Tahun 1926            : Mendirikan NU ( Nahdlatul Ulama/Kebangkitan Ulama ) diproklamirkan di Muktamar  NU ke -1 di Surabaya, dan mengangkat Roisul Akbar Hadlatus Syaikh Hasyim Asy’ari
Tahun 1945            : Turut aktif dalam persiapan Kemerdekaan RI dan turut membidani lahirnya partai Masyumi
Tahun 1952            : NU Keluar dari Masyumi ( karena tidak ada Kecocokan )
Tahun 1954            : NU berubah menjadi partai politik ( Hasil Muktamar ke -20 )
Tahun 1955            : NU mengikuti pemilu pertam di Indonesia zaman orde  lama
Tahun 1971            : NU mengikuti pemilu ke 2 zaman Orde baru
Tahun 1973            : NU diharuskan fusi meleburkan diri ke PPP
Tahun 1984            : NU menyatakan keluar dari PPP dan kembali ke khittah 1926 ( hasil muktamar NU ke 27 di Situbondo  Jatim)
Tahun 1998            : NU memfasilitasi berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB ) di era reformasi, jamiyyah NU tetap netral/khittah
Tahun 1999            : PKB partai yang difasilitasi PBNU mengikuti pemilu pertama di era reformasi. KH Abdurahman Wachid ( Gus Dur ) mantan Ketua PBNU terpilih sebagi presiden RI ke IV. NU mencanangkan kebangkitan ke II di Muktamar NU ke-30 di Lirboyo Kediri Jatim

Demikian sekilas perkembangan dan dinamika perjuangan NU yang tanpa mengenal  berhenti patah dan tumbuh hilang berganti. Tua tua keladi semakin tua semakin jadi, tua tua kelapa semakin tua semakin berjasa.
 

DEMI IPNU IPPNU
(Menyiapkan Pelajar dan Santri yang beriman, bertaqwa,
berilmu, kreatif dan mandiri)

Ke IPNU an
Latar Belakang Berdirinya IPNU
1.        Faktor Aqidah
Karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam ala Ahlussunnah Wal jamaah.
2.        Faktor pendidikan
Karena pendidikan merupakan media yang efektif untuk melakukan pengkaderan, sehingga kader-kader muda terdidik dan terarah untuk menciptakan kader yang professional. Pelajar memiliki usia, pemahaman dan latar pendidikan yang relatif sama sehingga akan mudah memberikan sebuah informasi atau pelajaran.
Tujuan lahirnya IPNU
1.        Mempersatukan antar pelajar umum dan agama (santri).
2.        Mengumpulkan anak-anak NU.
3.        Mengembangkan pengetahuan agama dan umum.
4.        Mempersiapkan pemimpin NU dan bangsa di masa datang.
5.        Mengembangkan syari’at Islam Ala ASWAJA.
Organisasi yang lahir sebelum IPNU
1.        Tsamrotul Mustafidin, lahir di Surabaya 11 Oktober 1936.
2.        Persatuan Murid Nahdlotul Oelama (PAMNO) tahun 1936.
3.        Ikatan Siswa Mubalighin Nahdlotul Oelama (IKSIMINO), lahir di Semarang 1952.
4.        Persatuan Pelajar Nahdlotul Oelama (PERPENO) lahir di Kediri.
5.        Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPINO).
6.        Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPNO) di Surakarta.
Sejarah singkat lahirnya IPNU
Pada dasarnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) didirikan sebagai organisasi kesiswaan dan kesantrian, ia dimasukkan dalam rangka menyatukan gerakan langkah dan dinamisasi kaum terpelajar di kalangan Nahdliyyin.
Ketika Kongres LP Ma’arif NU di Semarang tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H atau 24 Februari 1954 M, M. Tholhah Mansur mengusulkan dibentuknya ikatan bagi pelajar NU yang mana anggotanya adalah putra NU dan usulan tersebut diterimaoleh forum. Detik itu pula IPNU dilahirkan di kota Semarang.
Dalam perjalanannya, IPNU mengalami 3 fase perubahan. Yang pertama, IPNU lahir dari basis pelajar dan santri, kedua IPNU berbasis umum dan ketiga IPNU kembali pada habitatnya yaitu basis pelajar dan santri. Pada saat fase kedua, IPNU mempunyai persoalan yang cukup besar dimanaIPNU hampir kehilangan jati dirinya sebgai kader. Hal itu terjadi akibat adanya tekanan yang dilakukan oleh rezim Orde Baru dengan strategi penerapan UU nomor 8 tahun 1985  tentang ideologi ormas yang menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas serta dipolitisasi (penghapusan) dengan mewadahi semua OKP dalam KNPI. Selai itu dengan adanya SKB tiga menteri yang salah satu poinnya pelarangan organisasi kesiswaan selain OSIS dan Pramuka.
Dengan demikian, IPNU berbenah diri dan mengubah orientasi dan garis perjuangan  pasca diberlakukannya UU tersebut. Hal itu teraktualisasi dan terformulasi dalam Keputusan IPNU-IPPNU X tahun 1988 di Jombang, dengan mengganti huruf ”P” yang semula Pelajar menjadi Putra/Putri. Hal tersebut menjadikan segmentasi IPNU lebih luas.
Pasca Kongres tersebut, disadari maupun tidak disadari perluasan orientasi ternyata berdampak kurang baik terhadap kinerja dan aktifitas IPNU secara konstitusional maupun operasional. Maka pada Kongres IPNU tahun 2000 di Makasar mengeluarkan deklarasi Makasar lewat rekomendasi Komisi A (organisasi) yang mencetuskan keputusan :
§  Mengembalikan IPNU pada visi keterpelajaran sebagimana tujuan awal.
§  Menumbuhkembangkan IPNU pada basis perjuangan yaitu di sekolah dan Ponpes.
§  Mengembalikan Corp Brigade Pembangunan sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan dan kepencintaalaman di sekolah-sekolah)
Fase ketiga merupakan Implementasi dari isi deklarasi Makasar tahun 2000. Tepatnya pada Kongres XIV IPNU di Sukolilo Surabaya 18-21 Juni 2003 IPNu kembali ke habitatnya. Mengembalikan IPNU ke basis pelajar dan santri merupakan salah satu bentuk pembenahan diri untuk menata organisasi. Oleh karena itu, dengan menggarap kalangan pelajar diharapkan akan lebih cepat dan efektif dalam memberikan pemahaman terhadap konsep dan ajaran NU sehingga kan melahirkan kader-kader professional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tokoh pendiri IPNU
1.        Tholhah Mansyur (Mahasiswa UGM)
2.        Ismail (Mahasiswa IAIN Kalijogo)
3.        Mahbub Junaidi (Mahasiswa UI).
4.        M. Sofyan Kholil
5.        A. Ghani Farida
6.        M. Uda
7.        M. Sahal Makmun (Mahasiswa UI)
8.        Abdurrohman Wahid (Jawa Timur)
9.        Ilyas Ru’at (Jawa Barat).
Sifat IPNU
Ø  Keterpelajran
Ø  Kekeluargaan
Ø  Kekaderan
Ø  Kemasyarakatan
Ø  Keagamaan
Fungsi IPNU
1.        Wadah berhimpun untuk melanjutkan semangat dan nilai-nilai nahdliyah.
2.        Wadah komunikasi untuk menggalang ukhuwah islamiyah.
3.        Wadah aktualisasi dalam pelaksanaan dan pengembangan syari’at islam.
4.        Wadah kaderisasi untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
Lima pedoman yang harus diperhatikan dalam pengembangan IPNU (Mabadi Al-Khomsah)
1.        Ash-Shidqu
Jujur/keberanian, kesungguhan dan keterbukaan.
2.        Al-Amanah
Dapat dipercaya, setia dan tepat janji.
3.        Al-Adalah
Adil.
4.        Ta’awun
Tolong menolong, setia kawan dan gotong royong.
5.        Istiqomah
Tetap, berkesinambungan dan berkelanjutan.
Visi IPNU
Terwujudnya pelajar yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul Karimah, menguasai IPTEK, memiliki kesadaran dan tanggungjawab terhadap tatanan masyarakat yang berkeadilan dan demokratis atas dasar ajaan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Misi IPNU
Pembinaan dan pemberdayaan terhadap pelajar dan santri serta mempengaruhi pihak-pihak terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan para pelajar dan santri putra.
Keanggotaan
Anggota IPNU adalah para pelajar, santri dan remaja putri yang telah berumur 13 s/d 30 tahun.

Jenjang Pengkaderan
a.        Masa Kesetiaan Anggota ( MAKESTA )
b.        Latihan Kader Muda ( LAKMUD )
c.        Latihan Kader Madya ( LAKMAD )
d.        Latihan Kader Utama ( LAKUT )

Jenjang Kepengurusan IPNU
1.        Tingkat  Nasional disingkat PP (Pempinan Pusat), Katua Umum Ahmad Syauqi dari Jawa Timur.
2.        Tingkat Provinsi Jawa Tengah disingat PW (Pimpinan Wilayah), dengan Ketua Muhaimin dari Wonosobo.
3.        Tingkat Kabupaten disingkat PC (Pimpinan Cabang) dengan Ketua M. Adhim dari Bojong.
4.        Tingkat Kecamatan disingkat PAC (Pimpinan Anak Cabang)
5.        Tingkat Desa disingkat PR (Pimpinan Ranting).
6.        Tingkat sekolah disingkat PK (Pimpinan Komisariat).
Lambang IPNU
                                        Arti lambang
a.        Warna hijau : subur, warna kuning : hikmah yang tinggi, warna putih : suci, warna kuning di antara putih : hikmah dan cita-cita yang tinggi
b.        Bentuk bulat : kontinyu, terus menerus
c.        Titik tiga di antara kata I.P.N.U : Iman , Islam, Ihsan
d.        Enam strip mengapit huruf IPNU : rukun Iman
e.        Bintang : ketinggian cita-cita
f.         Sembilan bintang : lambang keluarga Nahdlatul Ulama, yaitu :
1)       Lima bintang di atas yang satu besar di tengah : Nabi Muhammad, yang empat kanan kiri : Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali
2)       Empat bintang di bawah : madzhab empat ,: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali
g.        Dua kitab : AL Qur’an dan Al Hadits
h.        Bulu : lambang ilmu, dua bulu angsa bersilang : sintesa antara ilmu umum dan ilmu agama
i.          Sudut bintang lima : rukun Islam

Ke IPPNU an

LATAR BELAKANG KELAHIRAN IPPNU
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Dalam keputusan ini NU beserta banomnya seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Anshor, IPNU dan banom NU lainnya membentuk tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU di Malang Jawa Timur. Selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang dinamakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri nampaknya masih diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara adminiftratif hanya menjadi departemen didalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah yaitu (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang, dan Kediri) melakukuan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif (saat itu dipimpin Bpk. KH. Syukri Ghozali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapahari tersebut telah membuat keputusan sebagai berikut :
1.        Tanggal 28 Februari - 5 Maret 1955 terbentuknya IPNU Putri di Malang.
2.        Pembentukan Organisasi Putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dengan IPNU.
3.        Tanggal 2 Maret 1955 M / 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai  hari kelahiran IPNU putri.
4.        Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu UMROH MAHFUDHOH dan sekretarisnya bernama SYAMSIYAH MUTHOLIB.
5.        PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
6.        Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi dan pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).
PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA
Sejalan dengan adanya kongres dari beberapa zaman (Kemerdekaan, Orla, Orba, Era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan kongres, dan dalam perjalanan IPPNU dari masa ke masa antara lain :
1.        Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.
2.        Tanggal 1-4 Januari 1957b padaMuktamar NU di Pekalongan IPPNU ikut serta. Acara itu diisi olahraga dan juga menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
3.        Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikann islam serta bahasa arab.
4.        Tahun 1964 dilaksanakan konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan Doktrin Pekalongan dan mengusulkan agar KH. Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan.
5.        Tanggal 30 Agustus 1966 dalam kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon kepada PBNU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
6.        Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
7.        Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan khusus utuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS, selama itu IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi oleh para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjanganny IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA telah berubah menjadi IKATAN PUTRI-PUTRI NAHDLATULM ULAMA.
8.        Bulan Oktober 1990 pada konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan memantapkan PPOA IPPNU.
9.        Pada kongres X IPPNU tahun 1991 di ponpes AL WAHDAH Lasem Jawa Tengah, telah menguatkan indenpendensi IPPNU dan IPNU yang merupakan organisasi terpisah.
10.     Tanggal 10-14 Juli 1996 di pesantren Al Musyaddidah Garut Jabar mengadakan kongres XI IPPNU, yang menekankan yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda yang lain.
11.     Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
12.     Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongresb XII IPPNU di Makasar Ujung Panjang, telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.
13.     Tanggal 18- 23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
14.     Juli 2006 kongres XIV IPPNU ponpes Darunnajah Jakarta.
15.     Tanggal 19-23 Juni kongres XV IPPNU di ponpes Al Hikmah Brebes Jawa Tengah mempertahankan misi kepelajaran IPPNU.
Tokoh-tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU adalah:
1.        Rekanita Umroh Mahfudhoh (Gresik Jatim. 1955-1956)
2.        Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1956-1958)
3.        Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1958-1960)
4.        Rekaniata Mahmudah Nachrowi (Malang Jatim. 1960-1963)
5.        Rekanita Farida Mawardi (Surakarta. 1963-1966)
6.        Rekanita Mahsanah Asnawi (Rembang. 1966-1970)
7.        Rekanita Ratu Ida Mawaddah (Serang Banten. 1970-1976)
8.        Rekanita Misnar Ma’ruf (Padang Sumbar. 1976-1981)
9.        Rekanita Titin Asiyah (Jakarta. 1981-1988)
10.     Rekanita Ulfah Masfufah (Jatim. 1988-1991;1991-1996)
11.     Rekanita Safira Mahrusah (Yogyakarta. 1996-2000)
12.     Ratu Diah Hatifah (Banten. 2000-2003)
13.     Siti Soraya Devi (Cirebon. 2003-2006)
14.     Wafa Patria Ummah (Jatim. 2006-2009)
15.     Margareth Aliyatul Maemunah ( Jatim, 2009-2012)
LAMBANG IPPNU
Arti lambang

a.        Warna hijau : kebesaran, kesuburan serta dinamis
b.        Warna putih : kesucian, kejernihan, serta keberhasilan
c.        Warna kuning : hikmah yang tinggi / kejayaan
d.        Segitiga : Iman, Islam, dan Ihsan
e.        Dua buah garis mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat
f.         Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul Ulama yang diartikan :
1)       Empat bintang besar paling atas : Nabi Muhammad SAW, empat bintang di sebelah kanan : empat sahabat Nabi ( Abu Bakar, Umar. Usman, dan Ali )
2)        Empat bintang di sebelah kiri : empat madzhab yang diikuti ( Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali )
g.        Dua kitab : Al Qur’an dan Al Hadits
h.        Dua bulu bersilang : aktif menuntut ilmu umum dan agama
i.          Dua bunga melati : perempuan dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsur ilmu pengetahuan umumdan agama
j.          Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U : rukun Islam

TUJUAN IPPNU
Tujuan IPPNU Adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar putri Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut faham Ahlussunah Waljama’ah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

AZAS
IPPNU berakidah Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah dengan mengikuti salah satu madzhab : Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali. Adapun azaznya adalah Pancasila.
KEANGGOTAAN
Anggota IPPNU adalah para pelajar, santri dan remaja putri yang telah berumur 12 s/d 30 tahun.

JENJANG PENGKADERAN
a.        Masa Kesetiaan Anggota ( MAKESTA )
b.        Latihan Kader Muda ( LAKMUD )
c.        Latihan Kader Madya ( LAKMAD )
d.        Latihan Kader Utama ( LAKUT )

STRUKTUR ORGANISASI

a.        Pimpinan Pusat ( PP ), berkedudukan di Ibu Kota Negara
b.        Pimpinan Wilayah ( PW ), berkedudukan di tingkat Propinsi
c.        Pimpinan Cabang ( PC ), berkedudukan di tingkat Kota / Kabupaten 
d.        Pimpinan Anak Cabang ( PAC ), berkedudukan di tingkat kecamatan
e.        Pimpinan Ranting ( PR ), berkedudukan di tingkat Kelurahan / Desa
f.         Pimpinan Komisariat ( PK ), berkedudukan di Pondok Pesantren atau di setiap sekolah / madrasah di Lembaga Pendidikan Ma’arif  NU dan di tingkat Perguruan Tinggi

HUBUNGAN IPNU-IPPNU DAN ORMAS LAIN
Kaitan IPNU- IPPNU dan NU, bahwa IPNU dan IPPNU secara organisatoris merupakan badan otonom NU yang resmi tercantum pada Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil MuktamarNU Lirboyo Jawa Timur yang mana bahwa IPNU dan IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan otonom yang lain.
Hubungan IPNU dengan IPPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja IPPNU, sedangkan hubungan IPNU dan IPPNU dengan ormas lain, bahwa IPNU dan IPPNU mempunyai kedudukan yang sejajar dengan ormas lain yang tergabung dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).






MANAJEMEN ORGANISASI
(Sebuah Aktualisasi Diri Dalam Bermasyarakat)

Pengertian organisasi:
Dalam arti statis :
Organisasi adalah wadah kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam arti dinamis :
Organisasi adalah sebuah sistem atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Penyakit-penyakit organisasi
1. Tujuan telah ditetapkan, namun tidak dirumuskan secara jelas dan rinci
2. Pembagian tugas tidak adil, merata, tuntas dan jelas
3. Anggota semata-mata bekerja sesuai dg tugasnya tanpa kerjasama antar divisi/bidang atau departemen.
4. Perasaan bahwa bidang/divisi/departemennya yang paling penting
5. Tidak seimbangnya tanggung jawab dengan wewenangnya
6. Terlalu banyak anggota/bawahan hingga sulit diawasi.
7. Bawahan diberi satu tugas dari atasan yg berbeda dg perintah yg berbeda

Prinsip-prinsip organisasi
Menurut Max Weber:
1. Pembagian tugas & kerja
2. Kesatuan pengarahan
3. Sentralisasi
4. Jenjang organisasi

Menurut Fayol:
1. Kegiatan berbasis skill/kemampuan yang dimiliki SDM
2. Keseuaian tugas dg kebijakan, prosedur dan peraturan
3. Tanggung jawab tugas
4. Decision making/Pembuatan Keputusan dibuat secara formal, tdk subyektifitas pribadi
5. Tugas berdasar sistem kecakapan.

Fungsi Dan Tujuan Organisasi
1.        Agar tujuan tercapai dg efektif keterlibatan anggota dalam perumusan tujuan organisasi
2.        Terdapat pembagian tugas dalam perumusan tujuanTujuan bidang/divisi tdk boleh bertentangan dg tujuan umum organisasi.
3.        Tujuan harus serealistis mungkin : sesuai dg kondisi organisasi.
4.        Kejelasan batasan yg hendak dicapai dari tujuan.
5.        Melakukan antisipasi jika tujuan tdk  tercapai, dan leader melakukan koreksi/evaluasi dalam organisasi

Pembagian Tugas Dan Pekerjaan
Memiliki Pedoman :
1. Tujuan harus dijabarkan dalam tugas-tugas pokok
2. Tugas pokok dijabarkan dalam fungsi
3. Fungsi diikuti dengan kegiatan
4. Tiap koordinator departemen/kabid diberi daftar tugas yg harus dijalankan
5. Meski tugas bervariasi, namun antar divisi/bidang/departemen saling berkaitan
6. Penempatan posisi orang harus sesuai dg keahlian, kecakapan & kemampuan (the right man in the right place)
7. Beban tugas disusun semerata mungkin
8. Pengukuran jumlah anggota secara kuantitatif/ kualitatif dan berkala
9. Penentuan anggota/ketua/koordinator bidang/divisi harus mempertimbangkan aspek pendidikan dan kemampuannya.

Wewenang & tanggung jawab organisasi
pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian otoritasi seorang
pemimpin organisasi kepada anggota bawahannya secara structural yang secara jelas terjabarkan dalam fungsi dan tugas serta tanggungjawab untuk menjalankan tugasnya.

Pedoman pelimpahan wewenang
1. Batas wewenang, tugas dan tanggung jawab harus JELAS
2. Memperhatikan pendapat calon penerima wewenang
3. Keyakinan penerima wewenang dapat menjalankan dengan baik
4. Pemberi otoritas tetap melakukan pengawasan

PERENCANAAN DALAM ORGANISASI

Pengertian PLANNING
Fungsi manajemen yg berkaitan dg pemilihan alternatif pencapaian tujuan, pelaksanaan kebijakan, prosedur dan program organisasi.

Hakekat PLANNING
1. Planning = proses berkesinambungan
2. Planning = melibatkan semua elemen organisasi
3. Planning = disusun secara bertingkat
4. Planning = kegiatan dimasa mendatang
5. Planning = jawaban dr keadaan organisasi tertentu

Macam-macam perencanaan
Berdasarkan Wujud
Perencanaan fisik berkaitan dg fasilitas fisik
Perencanaan jangka pendek antara 1 – 2 tahun
Berdasarkan Waktu
Perencanaan non fisik perencanaan menyeluruh tapi tidak berkaitan dengan yang fisik
Perencanaan jangka menengah antara 2 – 10 tahun
Perencanaan umum-kombinasi
Kombinasi antara unsur fisik dan non fisik
Perencanaan jangka panjangUntuk 10 tahun ke atas

Prinsip-prinsip perencanaan :
☺ Prinsip Kontribusi sasaran
☺ Prinsip sehat dan teraturnya organisasi
☺ Prinsip faktor pembatas
☺ Prinsip keterikatan organisasi
☺ Prinsip perencanaan yang terkoordinasi
☺ Prinsip penggunaan waktu
☺ Prinsip efisiensi
☺ Prinsip keluwesan
☺ Prinsip perubahan situasi dan kondisi secara terkendali
☺ Prinsip penerimaan

Setidaknya bagi seorang kader organisasi harus memahami analisa SWOT yang dikemukakan oleh William N. Dunn yaitu :
Munculnya SWOT karena :
1.     Individu/kelompok/organisasi
2.     lingkungan (internal & eksternal)

Analisa SWOT perencanaan/ pemecahan masalah.
SWOT awalnya muncul sebagai instrumen bagi organisasi profit menyusun perencanaan & penyelesaian problemnya. SWOT memiliki corak analisis 3-1-5
Artinya : analisis saat ini (1) mengumpulkan data 3 tahun yang lalu (3) untuk menemukan strategi bagi 5 tahun kedepan (5)
SWOT = (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Strength (kekuatan) sumberdaya, keterampilan atau keunggulan khas atas orang/ organisasi lain.
Weakness (kelemahan) keterbatasan ataukekurangan sumberdaya, keterampilan, kapabilitasyg menghambat.
Opportunity (peluang) situasi penting ygmenguntungkan.

MARS IPPNU

Sirnalah gelap terbitlah terang
Mentari timur sudah bercahya
Ayunkan langkah pukul genderang
Segala rintangan mundur semua
Tiada laut sedalam iman
Tiada gunung setinggi cita
Sujud kepala kepada Tuhan
Tegak kepala lawan derita
Di malam yang sepi
Di pagi yang terang
Hatiku teguh bagimu ikatan
Di malam yang hening
Di hati membakar
Hatiku penuh bagimu pertiwi
Mekar seribu bunga di taman
Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu kucari amal kuberi
Untuk agama bangsa negeri

 

Mars IPNU

Wahai pelajar Indonesia
Siapkanlah barisanmu
Bertekad bulat bersatu
Dibawah kibaran panji IPNU
                Ayohai pelajar Islam yang setia
                Kembangkanlah agamamu
                Dalam negara Indonesia
                Tanah air yang ku cinta
Dengan berpedoman kita belajar
Berjuang serta bertaqwa
Kita bina watak nusa dan bangsa
Tuk kejayaan masa depan
                Bersatu wahai pelajar Islam jaya
                Tunaikanlah kewajiban yang mulia
                Ayo maju pantang mudur
                Dengan rahmat Tuhan kita perrjuangkan
                Ayo maju pantang mundur
                Pasti tercapai adil makmur

 
Threat (tantangan) situasi penting yg tidak menguntungkan